Senin, 28 November 2011

Bahan Bakar Air

Ketika membaca sebuah artikel di tabloit motor terbitan ibukota yang membahas tentang penemuan bapak Boy Voll Johanes Bosco, seorang pegawai RRI Palu, Sulawesi Tengah. Penemuan Bapak Boy ini adalah menggunakan air sebagai campuran air untuk bahan bakar kendaraan motor bensin. Campuran yang sampai kini sudah di teliti adalah campuran 4:1, yaitu 4 bagian air dan 1 bagian bensin. Dengan campuran itu, sepeda motor mampu berjalan sejauh 247 kilometer. Motor yang menggunakan bahan bakar seperti ini sudah tidak menggunakan karburator untuk pengatur bahan bakar dan udaranya. Fungsi karburator sudah digantikan oleh sebuah alat yang di sebut sebagai Reaktor bahan bakar. Didalam reaktor ini terjadi reaksi antara air dan gas buang kendaraan yang mengandung CO dan CO2, sehingga menghasilkan gas methane (CH4). Gas methane inilah yang digunakan untuk menggerakkan motor tersebut sebagai bahan bakar. Suhu reaktor bahan bakar itu mencapai 150 sampai 200 derajat celcius ketika bekerja, Untuk menjalankan reaktor tersebut, panasnya diambil dari gas buang. Proses pencampuran gas metan dari hasil reaksi dan bensin terjadi sudah dalam fase gas. Bisa di bilang motor ini menggunaan bahan bakar gas walau tidak secara langsung. Menurut pak Boy, untuk membuat reaktor bahan bakar membutuhkn dana tak lebih dari 50 ribu rupiah, sekitar 30 sampai 40 ribu. Sebuah investasi yang cukup berharga untuk penghematannya.

Gas hasil buangan dari kendaraan ini adalah uap air dan oksigen, jadi bersih untukl lingkungan, bahkan bermanfaat untuk menambah jumlah oksigen dalam udara

Penemuan ini tentu saja akan menjawab masalah kebutuhan energi dunia yang masih tergantung dengan bahan bakar fosil, walau sekarang sudah banyak dikembangkan energi alternatf. Bisa dibayangkan jika teknologi ini sudah mampu diterapkan pada kendaraan bermotor, berapa banyak penghematan bahan bakar yang bisa dihemat, sekitar 80 % dari kebutuhan biasa, tapi nyatanya tidak ada realisasi secara langsung dari pemerintah pusat.

Dengan adanya penemuan ini banyak yang menyarankan untuk segera mempatenkan penemuannya itu, paling tidak di tingkat nasional sehingga tidak dibajak oleh para pencuri ide untuk meniru produk buatannya tersebut. Bahkan jika memungkinkan, dipatenkan di tingkat dunia. Hasil penelitian ini tentu akan merubah tingkat konsumsi orang terhadap bahan bakar, terutama bensin. Yang jadi pertanyaanku sekarang adalah: reaksi ini memanfaatkan hasil reaksi air dan gas buang yang mengandung CO dan CO2 untuk menghasilkan gas metan, lalu ketika setelah reaksi, gas buangnya akan menjadi uap air dan oksigen, lalu darimana nanti untuk mendapatkan gas buang yang mengandung CO dan CO2 itu untuk reaksi selanjutnya? lalu panas gas buang setelah melalui proses tadi setara dengan panas gas buang dari mesin bakar bensin biasa sehingga masih mampu digunakan untuk reaksi selanjutnya didalam reaktor bahan bakar?

wah, sepertinya masih harus banyak bertanya pada penemuya atau paling tidak melihat hasil penelitiannya itu ya..hmm. Sayangnya ketika saya pergi ke Palu Sulawesi Tengah saya tidak sempat untuk bertemu.

Tapi setelah cari di om Google kemungkinan yang dibuat oleh bapak Boy sama dengan yang dikembangkan ole Mr. Pantone seperti pada gambar bawah. Apabila nanti emang sama kemudian dipatenkan apakah tidah bermasalah.

Skema Reaktor Bahan Bakar Air


Mesin Genset Yang telah dirubah menggunakan teknologi Multi carburator Pantone